Search This Blog

Fitur pada aplikasi Bridging SIMRS-INACBG

Fitur-fitur aplikasi briding SIMRS-INACBG, sangat bermanfaat untuk rumah sakit yang sudah memiliki SIMRS. Efisiensi waktu bisa sampai 60%. Simak bisa apa saja aplikasi Bridging disini.

Cara Memeriksa Bahwa Grouper Yang Terpasang Sudah Benar

Saya sudah melakukan perpanjangan grouper, mengapa masih sering muncul pesan Lisence Expired?. Benarkah grouper yang terpasang sudah merupakan versi terakhir? Begini cara memeriksanya.

Tuesday, October 27, 2015

Memulai Perubahan dari Pinggiran

JAKARTA, KOMPAS - Sulitnya mengakses fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata hingga ke beranda Nusantara masih menjadi persoalan bangsa ini. Di banyak lokasi di pelosok negeri ini, negara seperti tidak hadir untuk melayani masyarakat. Jurang ketimpangan pelayanan kesehatan begitu menganga di depan mata.

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menetapkan sembilan agenda pembangunan prioritas yang lebih dikenal dengan Nawacita yang salah satunya adalah membangun dari pinggiran. Bukan semata infrastruktur yang dibangun dari pinggiran, tetapi juga kualitas manusianya.

Hal itu diterjemahkan Kementerian Kesehatan melalui program Nusantara Sehat. Program itu diharapkan memenuhi kebutuhan layanan dasar di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) agar layanan kesehatan berjalan baik.

Nusantara Sehat adalah program penempatan tenaga kesehatan berbasis tim. Selain dokter, di tim itu ada dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga farmasi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, dan tenaga teknologi laboratorium medik.

Tim itu bertugas memperkuat layanan kesehatan dasar di puskesmas dengan kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan. Dari tiga kegiatan itu, fokus tim diarahkan pada upaya bersifat promotif dan preventif.

Tak mudah bagi tim Nusantara Sehat bekerja di DTPK. Sebanyak 143 tenaga kesehatan Nusantara Sehat angkatan I disebar di 20 puskesmas di seluruh Indonesia sejak enam bulan lalu. Tantangan geografis, kemajemukan sosial budaya lokasi penempatan, keberagaman perilaku warga, dan kolaborasi yang butuh waktu dengan tenaga kesehatan di puskesmas merupakan persoalan yang dihadapi tim Nusantara Sehat.

Saat melantik tim Nusantara Sehat, Jumat (1/5), Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyampaikan, tim Nusantara Sehat dinilai berhasil jika mampu menginisiasi perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih sehat. Waktu dua tahun di lokasi penempatan dinilai cukup untuk mengawali sebuah perubahan.

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanan Kesehatan Primer Diah Saminarsih mengatakan, Nusantara Sehat dipantau langsung Kantor Staf Presiden. Sebab, program itu adalah satu dari 100 program prioritas Joko Widodo- Jusuf Kalla.

Dari sisi perekrutan dan penempatan, tahun 2015 Kemenkes menargetkan merekrut 960 peserta Nusantara Sehat yang akan ditempatkan di 120 puskesmas perbatasan dan kepulauan. Awal Mei 2015, 143 peserta program itu ditempatkan di 20 puskesmas di Aceh, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

Kini perekrutan tahap kedua mencari 820 tenaga kesehatan yang akan ditempatkan di 100 puskesmas masih berlangsung. "Sekitar 12.000 orang mendaftar dan akan diseleksi hingga didapat 820 orang. Pendaftar yang sedikit dokter umum," ucap Diah.

Keberhasilan Nusantara Sehat tak bisa dilihat hanya dari perekrutan dan penempatan. Program itu berhasil jika setelah bertugas dua tahun di lokasi penempatan, tim berhasil mengawali perubahan lebih baik di masyarakat. "Ada perubahan masyarakat atau tidak, ada program baru di puskesmas atau tidak, program puskesmas yang ada diperkuat atau tidak. Itu indikator keberhasilannya," kata Diah.

Meningkatkan layanan

Meski baru beberapa bulan bertugas, keberadaan tim Nusantara Sehat mulai berdampak positif bagi layanan kesehatan di daerah penempatan. Di Puskesmas Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, misalnya, tim itu turut meningkatkan layanan kesehatan warga.

Menurut Silas Layang, Kepala Puskesmas Balai Karangan, sejak tim Nusantara Sehat hadir, mereka mengerjakan program yang sebelumnya tak dilakukan. Posyandu bagi warga lanjut usia yang dulu hanya dilakukan di dua desa bertambah jadi empat desa setelah tim Nusantara Sehat hadir. "Kunjungan layanan kesehatan ke daerah terpencil semula hanya lima kali sebulan, kini minimal 10 kali sebulan," ujarnya.

Magdalena Simoi (40), warga Balai Karangan, menuturkan, tim Nusantara Sehat memberi masyarakat wawasan baru, khususnya pencegahan penyakit. "Mereka memberi masukan soal pemeliharaan lingkungan dan anak-anak. Itu mereka sampaikan saat kami menemui mereka di puskesmas ataupun saat pergaulan sehari-hari," ujarnya.

Di Puskesmas Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, kehadiran tujuh tenaga kesehatan Nusantara Sehat membantu petugas kesehatan yang ada. Anggota tim itu memberi layanan kesehatan dengan menjangkau masyarakat di dusun.

Menurut pelaksana tugas Kepala Puskesmas Longgar Apara, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Stefenson Iwamony, tim Nusantara Sehat memperkuat cakupan layanan puskesmas di Desa Longgar, Apara, dan Bemum. Sebelumnya, puskesmas sulit melayani kesehatan warga setempat karena hanya ada tiga perawat.

Hal serupa juga terjadi di Enggano, Bengkulu. Kepala Puskesmas Enggano Salpina menjelaskan, adanya tim Nusantara Sehat mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan di daerah terpencil itu. Meski ada 18 tenaga kesehatan di wilayah itu, belum ada dokter yang menetap. Tenaga dokter gigi, farmasi, dan gizi juga belum ada. "Dalam sebulan, dokternya kadang masuk kadang tidak, padahal mayoritas warga ingin berobat ke dokter," ujarnya.

Selama di Enggano, tim Nusantara Sehat membantu program puskesmas. Mereka juga mengaktifkan lagi program yang vakum, seperti program bagi warga lanjut usia dan anak. Ke depan, puskesmas dan tim Nusantara Sehat akan mengaktifkan program desa siaga, termasuk bank darah.

Salpina berharap tim Nusantara Sehat yang mengisi kekosongan tenaga kesehatan di Enggano, yakni dokter, tenaga gizi, dan farmasi, bertahan di Enggano setelah periode penugasan selesai sambil menunggu tenaga kesehatan pengganti. Pemantauan dan dukungan harus diberikan pada tim Nusantara Sehat agar perubahan warga ke arah lebih sehat terwujud. (ADH/ESA/KOR/FRN)


Sumber : Kompas.com

Menkes RI Beri Pembekalan Tim Nusantara Sehat

Menkes menjelaskan bahwa program Nusantara Sehat merupakan program yang dirancang dengan kongkrit untuk menguatkan layanan primer yaitu di tingkat Puskesmas. Nantinya, tim Nusantara Sehat gelombang kedua yang tengah menjalankan pembekalan di Pusdikkes Kodiklat TNI AD akan disebar di pelosok daerah sebagai bentuk pemerataan tenaga medis.

"Gelombang kedua ini diikuti oleh 650 peserta muda di bawah 30 tahun. Mereka akan ditempatkan di 100 puskesmas di daerah perbatasan terpencil, kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan," kata Menkes RI, Nila F Moeloek saat ditemui di Pusdikkes Kodiklat TNI AD, Jakarta Timur, Senin (26/10/2015).

Bukan tanpa alasan tingkat pelayanan kesehatan yaitu puskesmas menjadi perioritas. Menurutnya, puskesmas adalah bagian terdepan bagi kegiatan pelayanan kesehatan.

"Hal ini termasuk usaha promotif, preventif, dan kegiatan proaktif untuk menjangkau sasaran di luar masyarakat sesuai rencana pembangunan kesehatan periode 2015 - 2019 dengan Paradigma Sehat," tambahnya.

Lebih lanjut Menkes menambahkan, masalah kesehatan seperti menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian balita (AKB), serta masalah stunting dan keseimbangan gizi masih ada. Tidak hanya itu, persoalan kesehatan lainnya seperti pengendalian penyakit menular seperti HIV / AIDS.

Malaria, TB, penyakit tidak menular, kanker, jantung, dll juga belum sepenuhnya teratasi. Untuk itu, Menkes memerlukan pendekatan melalui keluarga dengan meningkatkan penyebaran dan kualitas tenaga kesehatan.

"Kami juga memberikan materi berupa bela negara, penguatan program, pengembangan diri dan pelayanan medis serta komunikasi. Pembekalan diselenggarakan oleh Pusdiklat Aparatur Kemenkes bekerjasama dengan Pusdikkes kodiklat TNI AD dan Rindam Jaya," ungkapnya.



Sumber : inilah.com

Friday, October 2, 2015

Paket Instalasi INACBG 4.1

Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan langkah-langkah instalasi INACBG 4.1 mulai dari instalasi inacb 4.1 secara berurutan sampai update perpanjangan grouper terakhir (pada saat tulisan ini dibuat) per Juni 2015 dengan cara mencari dan mendownload satu persatu dan menginstallnya. Bagi sebagian RS yang baru bekerjasama dengan BPJS Kesehatan tentu kesulitan untuk menginstall INACBG 4.1 karena versi 4.1 hanya berupa update untuk versi 4.0 yang telah dibagikan pada Desember 2013.

Memperhatikan kesulitan tersebut, kemenkes melalui Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) telah merilis paket instalasi INACBG 4.1 dalam satu kemasan lengkap dengan cara instalasinya. meski demikian proses instalasi masih tetap harus dilakukan satu persatu dalam 6 langkah sebagaimana pada tulisan sebelumnya. Hanya saja tidak perlu lagi kesulitan mencari installer satu persatu.

Berikut adalah link download paket Instalasi INACBG 4.1

Paket Instalasi INACBG 4.1